Pestisida Organik? Mengapa Tidak
Ditulis oleh matoa dalam kategori Berita MATOA, Info Lingkungan tanggal 28 Jul 2008Tidak bisa dipungkiri bahwa pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Pestisida merupakan zat kimia serta jasad renik dan virus yang digunakan membunuh hama dan penyakit. Dan sektor terbesar yang sering memakai pestisida adalah sektor pertanian. Penggunaannya meliputi sektor perikanan, perkebunan dan pertanian tanaman pangan yang menangani komoditi padi, palawija, dan hortikultura (sayuran, buah-buahan dan tanaman hias).
Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat walau bagaimanapun, pestisida adalah bahan yang beracun. Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
DAMPAK PESTISIDA
Logam berat yang merupakan unsur pestisida biasanya ditimbun di dalam hati, sehingga mempengaruhi metabolisme dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Pestisida juga dapat mengganggu peredaran hormon sehingga menyebabkan efek testikular dan menimbulkan sejumlah penyakit seperti kanker prostat, problem reproduksi perempuan, kanker payudara, dan perubahan perilaku.
Sebuah penelitian di Cina, bahkan mengungkap pria yang terkena pengaruh pestisida selama bekerja ternyata berisiko mendapat gangguan kualitas sperma yang dapat mempengaruhi kesuburan.
Gejala keracunan yang disebabkan oleh berbagai golongan pestisida :
PERTANIAN ORGANIK
Saat ini, pangan organik merupakan trend komoditas bisnis yang sangat bagus. Berbagai seminar – seminar pun sering dilakukan, baik oleh pihak departemen pertanian, departemen kesehatan, para pejabat teras, bulog bahkan LSM – LSM pun turut serta dalam berpartisipasi agar masyarakat indonesia dan para petaninya agar untuk mengkonsumsi dan menanam pangan organik.
Sekarang rata – rata para petani di Indonesia sudah banyak yang membuka lahan dan mengembangkan pertanian organik. Terbukti menurut komentar para petani yang sudah 5 sampai dengan 8 tahun mengembangkan dan membudidayakan pertanian organik, pendapatan petani tanaman organik menuju keadaan membaik daripada petani dengan pertanian kimiawi/anorganik. Alasannya di samping pendapatan hasil pertaniannya meningkat plus mereka juga menikmati pola dan gaya sehat secara alamiah dan murah.
PESTISIDA ORGANIK
Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.
Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama.
Untuk pencegahan adanya hama, penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada tanaman sayuran. Sebaiknya dalam waktu satu minggu sekali atau disesuaikan dengan ada tidaknya hama karena hama selalu berpindah.
Berbagai jenis pestisida organik antara lain :
Pestisida yang berasal dari ikan mujair. Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare, baik itu ulat, serangga, ataupun jamur. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.
Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.
Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare, baik itu ulat, serangga, ataupun jamur. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah.
Selain dengan pestisida organik buatan, pengusiran hama lalat buah juga dapat dilakukan dengan pengalihan perhatian hama pada warna-warna yang disukainya. Caranya dengan memasang warna tertentu yang bisa menarik lalat buah di sekitar tanaman. Pertanian secara tumpang sari juga bisa menjadi alternatif mengurangi hama tanaman tertentu.
[dari berbagai sumber]
lebih lengkap di file pdf di bawah ini :
Sumber
* matoa.org